Friday, November 7, 2008

Soulnation: Sejarah Baru Hiphop Indonesia

This article is taken from www.clearafterhours.com and written by Nicko Krisna (a fresh talented writer)

Festival musik yang berlangsung selama dua hari (17-18 oktober) ini, berhasil menyuguhkan berbagai macam menu hip-hop anti standar, yang membuat kita seperti berada di 'reruntuhan' embrio musik kulit hitam. Tentu saja dengan berbagai macam keistimewaannya.

Hari pertama, Saykoji menebar pesona melalui derapan 'kulitisasi' ala mereka. Semburan kalimat kontroversial, merajam dengan rapihnya melalui sungut vokalis utama, si sekal Igor. Dia mampu menghajar gendang telinga para fans fanatiknya, dengan notasi provokatif yang tertuai dalam beberapa liriknya. Sajian Saykoji menjadi hidangan pembuka yang cukup lezat, untuk melanjutkan perjalanan menyaksikan penampilan musisi-musisi lain. Setelah itu, pengunjung Soulnation dikejutkan oleh penampilan salah satu pionir lirik faktuil hip-hop Indonesia, Yacko. Wanita ini berhasil memborbardir telinga dengan dentuman-dentuman ajaibnya, terutama dalam hal meracik komposisi lagu. Semua materi miliknya, terdengar begitu membuai saat dibawakan di atas panggung. Penonton pun seolah enggan untuk beranjak dari tempat mereka berdiri, demi menyaksikan penampilan Yacko hingga usai. Kehadiran perempuan yang satu ini juga mampu mencuri perhatian penonton warga negara asing, yang terlihat menyebar di beberapa sudut panggung. Lagu Mendua, It's Ok dan Jalan Keluar milik Yacko, seperti semakin menasbihkan, kalau ia merupakan solois hip-hop lokal yang semakin matang serta laik bersaing menembus pasar internasional. Petualangan malam itu ditutup dengan menyaksikan aksi standar superstar yang begitu dielukan malam itu, Akon.


Perjalanan hari kedua dimulai dengan menyaksikan sajian rapper papan atas Jakarta, Faro. Penampilan Mr. Motor Lover yang satu ini sungguh memukau hati. Dia melepas lagu-lagu andalannya dengan begitu teliti dan seksama. Seakan menikam benak dan pikiran kita, dengan sebuah pertunjukan yang sarat akan makna kejujuran. Pengembaraan selanjutnya dilanjutkan dengan menyaksikan penampilan band rock n' roll lokal, Flowers. Yang menampilkan Yacko, Soul ID, Faro dan Fade 2 Black sebagai bintang tamu. Tidak ada yang istimewa dari penampilan Flowers. Band tersebut justru terlihat seperti kehilangan identitas dengan memaksakan diri tampil dalam acara hip-hop sekaliber ini. Mereka tidak pantas tampil di Soulnation. Kehadiran Flowers malah jadi mengaburkan esensi acara ini. (untungnya Yacko, Soul ID dan Faro tetap berdiri tegak di singgasananya, tidak terpengaruh oleh 'ulah buruk' Flowers.) Sungguh sebuah blunder yang harus dijadikan pelajaran agar mereka lebih berhati-hati lagi dalam memilih event. Alasannya? Sound yang digerat sang gitaris, Boris, terdengar begitu memekakkan telinga. Dia menguntai volume dengan cara yang salah. Sementara disaat yang bersamaan, suara bas dan drum selalu muncul riuh tenggelam. Beradu dengan kebisingan yang muncul dari ampli seorang DJ tamu. Yang semakin membuat suasana panggung menjadi gaduh, tidak karuan plus bising berantakan. Hal tersebut disebabkan karena ketidakjelian beliau dalam mengatur suara yang harus dikeluarkan. Walhasil, pendengaran kita dirusak secara perlahan karena ulahnya tersebut. Ditambah aura yang ditimbulkan Flowers sungguh sangat tidak mengena dengan konsep musik hip-hop. Dua pertanyaan, mengapa Boris cs harus tampil dalam event seperti ini, dan kenapa DJ tersebut harus berada di sana?

Lupakan Flowers, karena masih ada penampilan kelompok yang kehadirannya begitu ditunggu-tunggu oleh penikmat musik hip-hop lokal, Soul ID. Ternyata mereka benar-benar menyuapi kita dengan persenyawaan antara unsur audio dan visual secara luar biasa. Soul ID meleburkan rentetan rima yang terkadang terdengar seperti musik r n'b dengan balutan pop kontemporer. Rambahan eksplorasi runutan khas mereka, membuat kita tidak ingin tertinggal satu momen pun dari hidangan yang disajikan Soul ID. Hal menyenangkan tersebut terulang kembali dalam penampilan Jamie Aditya. Ia mencekoki kita dengan nada-nada absurd ala Prince yang dibubuhi dengan cengkok jazz versi Jamie. Perhelatan menarik ini ditutup dengan menyaksikan kedigjayaan Blackalicious. Yang mampu menyirap penonton dengan kebrilianan mereka dalam mempersembahkan materi-materi avant garde-nya. Banyak nama komersil yang sebenarnya tidak perlu tampil dalam acara Soulnation. Sebut saja: Dewi Sandra, RAN serta Maliq dengan proyekannya yang tidak jelas tersebut. Kalau memang kepentingannya untuk meraih benefit, dalam kenyataannya pun tidak ada penonton yang rela bergumul demi menyaksikan aksi-aksi mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan memadatnya jumlah pengunjung saat Yacko, Soul ID dan Jamie Aditya main.

Sebuah hal yang patut diantisipasi pihak penyelenggara untuk penyelenggaraan event ini di tahun selanjutnya. Apapun yang terjadi, ini adalah sebuah pesta besar-besaran kaum hip hop yang patut diberi perhatian lebih oleh media lokal. Karena Soulnation terbukti mampu menoreh sejarah baru dalam musik Indonesia!

*special thx to Nicko Krisna for the review :) you made me flattered.. pls dont forget to remain me to stay on the ground.

No comments: